Kehadiran Artificial Intelligence yang begitu luas mampu menawarkan
prospek yang sangat menarik bagi peningkatan produktivitas dan melahirkan
inovasi-inovasi baru kepada bidang bisnis. Bukan hanya bidang bisnis, Artificial
Intelligence pun dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat tentang penyakit,
pengendalian iklim dan bencana alam. Hal itu berdampak positif bagi kehidupan
manusia karena mempermudah hal yang sebelumnya tidak efisien jika dikerjakan
manusia namun sangat baik jika dikerjakan dengan artificial intelligence (AI)
yang kerap tertanam dalam mesin atau robot-robot. Secara pengertian AI
merupakan sebuah entitas cerdas ilmiah yang diciptakan oleh manusia. Entitas
tersebut di tanamkan ke dalam sebuah mesin, sehingga membuat mesin tersebut
seolah-olah mampu berpikir sendiri untuk mengambil sebuah keputusan.
Artificial Intelligence sebenarnya sudah
terdapat sejak lama dalam dunia teknologi, namun masih belum terlalu dilirik
oleh manusia. Istilah AI dicetuskan oleh para ilmuwan matematika dunia pada
awal abad ke 17. Namun AI baru benar terdengar namanya pada tahun 1950. Program
AI yang pertama kali beroperasi dengan baik ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I
di University of Manchester (UK). Semakin berlalu Artificial Intelligence berkembang dengan
semakin cepat yang dipicu pada tahun 2009 oleh pembelajaran jaringan saraf
mendalam learning of deep neural networks yang jauh lebih cepat. Istilah deep
learning mengacu pada melatih jaringan saraf buatan untuk mengidentifikasi pola
dari sekumpulan data.
Contoh
AI dalam neuron buatan terdiri dari kumpulan besar unit komputasi yang disebut
neuron buatan yang saling terhubung. Mereka bisa secara bebas dianalogikan
seperti kumpulan saraf di otak kita. Untuk melatih jaringan ini, para ilmuwan
memberikan banyak masalah, yang sudah ada jawabannya untuk dipecahkan. Salah
satu contoh masalah besar adalah terdapat sekumpulan gambar jaringan tubuh yang
masing-masing diberi catatan diagnosis kanker atau tanpa kanker, pada jaringan
neuron buatan untuk menghitung probabilitas kanker. Respon yang diberikan
jaringan neuron buatan itu kemudian dibandingkan dengan jawaban yang benar
untuk menyesuaikan hubungan antara “neuron dengan kecocokan yang gagal. Kemudian
dilakukan pengulangan proses sampai benar-benar sempurna dan jawaban yang
diberikan sesuai dengan jawaban yang benar. sampai pada akhirnya jaringan saraf
buatan akan siap melakukan apa yang dilakukan oleh ahli patologi yaitu
memeriksa gambar jaringan dan memprediksi kemungkinan kanker.
Dilihat
dari bagaimana cara membuat artificial
intelligence sebenarnya sangat rumit, namun untuk memudahkan
penggambaran anggaplah sebuah program AI sebagai anak kecil yang sedang belajar
sesuatu, anak kecil itu akan mengulangi kesalahan-kesalahan dan akan
memperbaikinya sampai hal yang dia inginkan tercapai. Pengetahuan tersebut
disimpan dalamjaringan sarafnya, namun untuk mekanisme pembelajaran tidak mudah
untuk dijelaskan. Pada masa kini artificial
intelligence sudah dapat dijumpai pada beberapa bidang pekerjaan
yaitu pada kesehatan seperti yang sudah dijelaskan tentang memprediksi
kemungkinan kanker sampai pada dunia bisnis seperti yang sudah dilakukan di negara
china, kini telah banyak lembaga online lending and payment yang memanfaatkan AI untuk memprediksi kemampuan nasabahnya
dalam membayar hutang secara akurat dan presisi.
Dilihat
dari sisi positif AI memang sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaannya
dibidang manapun, namun masyarakat banyak mulai berpikir apakah AI dikemudian
hari akan menggantikan posisi manusia. Hal itu berarti akan mengakibatkan akan
semakin banyak manusia yang tidak akan mendapat pekerjaan karena telah
digantikan oleh AI. Namun pikiran masyarakat akan hal tersebut dibantah oleh
Mevira Munindra selaku Head Of Operation IDC Indonesia, mevira mengatakan AI
sebenarnya tidak akan menggantikan manusia, namun yang tepat adalah AI membantu
pekerjaan manusia. “AI akan banyak diadopsi berkisar empat hingga lima tahun ke
depan. Untuk saat ini di negara ASEAN baru Singapura,”. Mevira berpendapat, manusia akan tetap penting
untuk proses perusahaan. Pekerjaan manusia tidak dapat digantikan, sekalipun
oleh mesin berbasis AI. “Tidak bisa digantikan seperti membangun hubungan yang
kuat dengan klien dan memberikan produk dan layanan hebat yang sesuai dengan
kebutuhan mereka,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa meski cerdas, ada hal
yang tidak bisa dikerjakan AI sebaik hasil pekerjaan manusia, seperti cara
mendengarkan, memahami pentingnya empati, pengambilan perspektif dan
nilai-nilai komunikasi serta kolaborasi. AI dinilai akan gagal dalam hal
tersebut.
Banyak
yang dapat dilakukan oleh AI untuk membantu manusia dalam mempercepat pekerjaan
yang sebelumnya dilakukan manusia, memang hal tersebut menimbulkan pro dan
kontra apakah mesin yang sudah ditanami AI dapat menggantikan posisi manusia
secara utuh atau tidak. Dari penjabaran diatas didapatkan bahwa pada saat ini
AI tidak akan mengganti dan mengancam manusia, tetapi AI mampu berperan dalam
membantu pekerjaan manusia menjadi lebih efisien. Dilain itu dalam menjalakan
pekerjaan AI memang akurat dan lebih cepat namun AI tidak memiliki hal seperti
empati, pengambilan perspektif dan nilai komunikasi serta kolaborasi yang
sangat dibutuhkan manusia.
Souce :
https://www.jawapos.com/teknologi/02/02/2019/jangan-takut-artificial-intelligence-tak-akan-gantikan-manusia/
https://www.wartaekonomi.co.id/read218013/apa-itu-artificial-intelligence.html
http://strategimanajemen.net/2018/10/29/artificial-intelligence
https://industri.kontan.co.id/news/ini-dampak-artificial-intelligence-terhadap-pekerjaan-ke-depan
http://theconversation.com/apakah-kecerdasan-buatan-adalah-pembunuh-pekerjaan-84612
https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190225192127-39-57536/artificial-intelligence-mulai-gantikan-manusia-ini-buktinya